Senin, 28 Maret 2011

BERSYUKUR SETIAP SAAT
Dari begitu bangun pagi di kamar lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari ? Berapa kali saya berterima kasih dan bersyukur di dalam hati ? Berapa kali yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain ? Mungkin bias 50 sampai 100 kali, bias jadi lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis kedengarannya ? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan satu hari ? Bahkan ratusan kali ? Jawabannya mudah saja : dengan berterima kasih dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Dengan mencari sisi positif, maka diri kitqa menjadi semakin positif dari segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada hitam setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-[uluh kali tersebut ? Sepanjang hayat.
Ah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset (pola pikir) maka segala factor eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan dating dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apapun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang Anda dapat dari prerbuatan ini dulu. Jangan pula mengaharap nasib akan berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggunbg saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang itu.
“Terima kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain, malah baisannya disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih lembut dari pada memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dan keenggannan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar biasa, maka sebaiknya Anda urungaka unrtuk menjadi personifikasi dari sukses itu sendiri.
Amiiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar